Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

ISLAM DI AFRIKA SUB SAHARA

Gambar
BAB I  PENDAHULUAN  Islam yang merupakan agama pembebas bagi kalangan tertindas dan hegemoni penguasa yang non Islam seperti Persia dan Romawi‎, acap kali dianggap agama yang identik dengan darah dan pedang. Anggapan tersebut sama sekali tidaklah terbukti karena Islam merupakan agama pembela bagi kalangan tertindas, tidak terkecuali di wilayah Afrika, khususnya sub-Sahara. Afrika sub-Sahara merupakan wilayah yang sangat luas yaitu mencakup seluruh wilayah Afrika minus Afrika Utara, Maroko, Algeria, Tunisia, Libya dan Mesir. Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa dan kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah negeri dengan pertentangan yang sangat mencolok dan keindahan yang liar. Di sana juga terdapat banyak masalah termasuk perang, kelaparan, kemiskinan, dan masalah penyakit. Di Afrika terdapat gurun Sahara yang merupakan gurun pasir terbesar di dunia. Gurun itu terbentang mulai dari samudra Atlantik di barat hingga laut merah di sebelah timur. Sahara meliputi seper

Filsafat Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A.   LATAR BELAKANG Karl Popper adalah nama yang cukup familiar tidak hanya di kalangan filsuf tetapi juga di kalangan masyarakat yang lebih luas. Dua bukunya, The Open Society and its Enemies dan The Poverty of Historicsm ,  telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Dalam dua karyanya itu Popper mengingatkan bahayanya sikap tertutup terhadap ilmu (science) karena itu akan menjadi dasar bagi ideologi totaliter yang membahayakan kebebasan umat manusia. Popper, sebaliknya, mengajukan pentingnya sikap terbuka terhadapnya, yaitu sikap yang siap dengan kemungkinan bahwa ia bisa benar dan/atau bisa salah. Gagasan yang kemudian disebut prinsip ‘falsifikasi’ tersebut sentral dalam pemikiran Popper. Dengan tegas Popper menyatakan bahwa ‘problem demarkasi’ antara apa yang disebutnya ‘ilmu’ dan ‘ilmu-semu’ berpangkal pada pertanyaan apakah ia bisa ‘dibuktikan salah’ atau tidak. [1] Karl Popper hadir untuk mengkritisi dan menentang beberapa gagasa
BAB I PENDAHULUAN Rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan islam adalah aevaluasi atau penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan islam dalam mencapai tujuanya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap out put yang dihasilkanya. Jika hasilya sesuai dengan apa yang telah  gariskan dalam tujuan pendidikan islam, maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil. Tetapi jika sebaliknya, ia dinilai gagal. Dari sisi ini dapat di pahami betapa urgenya evaluasi dalam proses kependidikan islam.  Berdasarka uraian di atas, maka secara sederhana evaluasi pendidikan islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam proses pendidikan islam. [1] Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan adalah dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan islam (dengan seluruh komponen yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Secara umum ada emp